Pendahuluan
Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menuda atau menghindar tanggung jawab, keputusan, atau dari tugas-tugas yang perlu dilakukan atau diselesaikan (Haycock, McCarthy, & Skay 1998, Tuckman and Sexton 1989 sitat dalam LaForge, 2005). menurut Steel (2007) prokrastinasi merupakan hal yang seringkali dijumpai, karena setidaknya setiap orang pasti pernah melakukan tindakan menunda. Sirin (2011) menggolongkan prokrastinasi ke dalam lima jenis yaitu prokrastinasi secara umum, prokrastinasi akademik, prokrastinasi dalam hal pengambilan keputusan, prokrastinasi dalam hal neurotik, dan prokrastinasi yang bersifat non-obsesif atau non fungsional. Prokrastinasi akademik didefinisikan sebagai penundaan baik dalam hal pengerjaan tugas maupun dalam hal belajar, dan menundanya hingga saat terakhir sehingga pada akhirnya akan menimbulkan perasaan yang tidak nyaman dalam diri procrastinator (Capan, 2010).
Metode penelitian
Multidimensional Perfectionism Scale, Procrastination Assessment Scale-Student for academic procrastination and Life Satisfaction Scale
Academic Attributional Style Questionnaire
Academic Procrastination Scale, General Procrastination Scale, Academic Self-Efficacy Scale.
Meta-analytic Method
Tuckman Procrastination Scale & The experience of work and life circumstances questionnaire
Worry Domains Questionnaire, Penn State Worry Questionnaire, Beck Anxiety Inventory, Beck Depression Inventory, Tuckman Procrastination Scale, Frost Multidimensional Perfectionism Scale
The Lay Procrastination Scale, Burns Perfectionism Scale , The Procrastination Assessment Scale - Student
Spielberger’s Trait Anxiety scale, Self-Description Questionnaire, Procrastination Assessment Scale-Students
the Procrastination Assessment Scale for Student, The Tuckman Procrastination Scale
Hasil
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan dan pendekatan metode-metode yang telah dipaparkan sebelumnya, maka didapatkan bahwa korelasi antara prokastinasi dengan kemampuan individu dalam memandang sebuah permasalahan (Stober & Jooman, 2001). Pendekatan dalam menangani anomali psikologis ini bergantung pada kesadaran dan kedewasaan (matureability) seseorang dalam menghadapi masalah (LaForge M.C. , 2005).
Kesimpulan
Dari hasil berbagai penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa prokrastinasi memiliki kolerasi dengan beberapa variabel. diantaranya adalah self-efficacy, anxiety (Strober & Jooman, 2001), kepuasan hidup, dan perfeksionisme (Capan, 2010). selain itu prokrastinasi memiliki korelasi dengan pemberian reward dan hukuman; perbedaan individu; usia, mood, performa, dan gender (Steel, 2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Forst, et al. (1990) yang kemudian dilanjutkan oleh Fleet G.L, et al (1992) disimpulkan bahwa ternyata tidak ada korelasi yang signifikan antara prokrastinasi dengan perfeksionisme.
Hasil citasi dari penelitian yang dilakukan oleh Murat Balkis (2009), berkaitan dengan kondisi akademik siswa menyatakan bahwa tidak ada perbedaan gender dalam perilaku ini, dan kecenderungan untuk gender tertentu sangat rendah atau bisa diabaikan. Korelasi antara kemampuan akademik dengan kebiasaan prokrastinasi hanya memberikan nilai regresi sekitar 28% dari total kemampuan akademik (Washington JA, 2004)
DAFTAR PUSTAKA
Capan, B.E. (2010). Relationship among perfectionism, academic procrastination and
Flett, G. L., Blankstein, K.R., Hewitt, P.L, & Koledin, S. (1992). Component of Perfectionism and a procrastination in College Student. 20(2), 85-94.
LaForge, M.C. (2005). Applying Explanatory Style to Academic Procrastination. Clemson University. Disadur dari http://www.abe.sju.edu/proc2005/laforge.pdf
Steel, P. (2007). The Nature of Procrastination: A Meta-Analytic and Theoretical Review of